
Kolaborasi Matematika FMIPA UNS, BRIN, dan Koperasi Kertha Agrowisata Jatiluwih Kembangkan Proyek Gubug Energi Sawah di Subak – Desa Jatiluwih, Kabupaten Tabanan, Bali
Tabanan, Bali – 16-20 Juli 2025 – Program Studi Matematika FMIPA Universitas Sebelas Maret (UNS) menjalin kolaborasi strategis dengan Pusat Riset Tanaman Pangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta Koperasi Kertha Agrowisata Jatiluwih dalam proyek inovatif bertajuk “Gubug Energi Sawah”. Kegiatan ini berlangsung di kawasan Subak Jatiluwih, Kabupaten Tabanan, Bali—wilayah yang telah diakui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.
Tim riset dari Prodi Matematika FMIPA UNS yang terlibat dalam kegiatan ini terdiri dari Dr. Sutanto, S.Si., DEA, Prof. Dr. Siswanto, M.Si., Dr. Supriyadi Wibowo, S.Si., M.Si., dan Nughthoh Arfawi Kurdhi, S.Si., M.Sc., Ph.D. Kolaborasi ini turut melibatkan peneliti dari BRIN, yakni Dr. I Gusti Komang Dana Arsana, SP., M.Si., dalam rangka pelaksanaan kegiatan penelitian sekaligus pengabdian kepada masyarakat.


Subak Jatiluwih dikenal sebagai representasi kearifan lokal Bali dalam pengelolaan sistem irigasi, praktik pertanian, serta kehidupan spiritual masyarakatnya. Namun demikian, para petani setempat menghadapi tekanan ekonomi akibat tingginya biaya produksi dan pelaksanaan upacara adat, yang sering kali tidak diimbangi oleh hasil panen.
Melihat potensi energi terbarukan yang belum dimanfaatkan secara optimal di kawasan tersebut, proyek Gubug Energi Subak hadir dengan pendekatan integratif antara teknologi energi bersih dan nilai-nilai tradisional Subak. Proyek ini mengusung dua inovasi utama:
- Pengembangan wisata edukatif berbasis layangan (layang-layang) sebagai simbol pemanfaatan energi angin. Layangan ini selain digunakan sebagai souvenir dan media komunikasi spiritual, juga menjadi bagian dari edukasi energi ramah lingkungan.
- Pembangunan pembangkit listrik mini berbasis turbin angin yang akan dipasang di salah satu gubug sawah, sebagai pilot project pusat edukasi dan penerapan energi bersih berbasis komunitas.
Kegiatan ini akan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari petani, pemuda desa, pelaku wisata, hingga akademisi, dengan pendekatan partisipatif. Sejumlah aktivitas yang telah dan akan dilaksanakan meliputi: penyusunan modul edukasi, pelatihan dan workshop pembuatan layangan energi, serta pemasangan alat pembangkit listrik sederhana di area sawah.






Diharapkan, implementasi Gubug Energi Subak dapat memberikan dampak positif bagi peningkatan kapasitas ekonomi petani, memperkuat daya tarik wisata berbasis budaya dan edukasi, serta menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya transisi energi yang berkelanjutan.
Dengan menjadikan gubug sebagai pusat energi, edukasi, dan budaya, proyek ini menjadi langkah nyata dalam mengembangkan Subak sebagai laboratorium hidup untuk inovasi energi ramah lingkungan yang berpijak pada tradisi. Kolaborasi ini juga mencerminkan sinergi antara sains, teknologi, dan budaya lokal dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
