Optimalisasi Hidroponik Berbasis IoT: Inovasi Pertanian Modern di Desa Trangsan
Sukoharjo, 18 Desember 2024 – Kemajuan teknologi semakin merambah berbagai sektor, termasuk pertanian, yang kini dapat mengandalkan teknologi untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan. Menanggapi tantangan ini, Tim Hibah MBKM 1035 Universitas Sebelas Maret (UNS) sukses melaksanakan program inovatif bertajuk “Optimalisasi Sistem Hidroponik Berbasis IoT (Internet of Things) untuk Meningkatkan Produksi dan Efisiensi di Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo.”
Selama empat bulan, proyek ini bertujuan untuk mendemonstrasikan manfaat teknologi modern dalam pertanian kepada masyarakat Desa Trangsan, sekaligus meningkatkan produksi hidroponik melalui optimalisasi sumber daya dan mendorong praktik pertanian berkelanjutan. Dengan memanfaatkan teknologi Internet of Things (IoT), petani di Desa Trangsan dapat memantau kondisi tanaman secara real-time menggunakan sensor yang terintegrasi dengan perangkat pintar. Teknologi ini memungkinkan pemantauan kelembapan, suhu, dan kualitas air, yang berperan penting dalam hasil pertanian.
Program MBKM ini mencakup beberapa tahapan penting, di antaranya:
- Pemasangan Panel Surya sebagai sumber energi ramah lingkungan.
- Pembuatan Green House untuk melindungi tanaman dari cuaca ekstrem.
- Pembuatan Sistem Hidroponik, yang memungkinkan penanaman sayuran tanpa tanah.
- Perakitan dan Pemasangan Sistem IoT untuk pemantauan otomatis tanaman.
- Pembibitan dan Pemindahan Bibit ke dalam sistem hidroponik.
- Pengecekan Bagan Warna Daun (BWD) untuk memantau kualitas tanaman secara visual.
- Sosialisasi kepada masyarakat tentang teknologi pertanian dan dampaknya.
- Panen hasil hidroponik sebagai puncak kegiatan.
Implementasi sistem hidroponik berbasis IoT menunjukkan hasil yang luar biasa, dengan peningkatan hasil panen yang signifikan dan efisiensi yang lebih baik dibandingkan metode tradisional. Penggunaan teknologi yang ramah lingkungan juga berhasil mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan sekitar. Selain itu, proyek ini memberikan edukasi langsung kepada masyarakat tentang potensi pertanian modern yang tidak hanya meningkatkan produktivitas tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan ekonomi desa. “Teknologi ini tidak hanya membantu meningkatkan hasil pertanian, tetapi juga membuka peluang bagi masyarakat untuk mengadopsi metode bertani yang lebih efisien dan berkelanjutan,” ujar perwakilan Tim Hibah MBKM Kelompok 1035.
Proyek ini menjadi contoh nyata dari sinergi antara teknologi dan pertanian, membuktikan bahwa inovasi dapat membawa perubahan besar dalam sektor pertanian. Tim Hibah MBKM berharap masyarakat Desa Trangsan dapat melanjutkan inovasi ini dan berkembang menuju kemandirian ekonomi berbasis teknologi. “Pertanian modern adalah kunci untuk masa depan yang lebih baik,” tambah perwakilan Tim Hibah MBKM Kelompok1035.
Keberhasilan proyek ini tidak hanya meningkatkan hasil pertanian, tetapi juga memberdayakan masyarakat Desa Trangsan. Dengan teknologi IoT, mereka dapat memantau dan mengelola pertanian dengan lebih efisien, mengurangi pemborosan sumber daya, dan meningkatkan kualitas hasil pertanian yang akhirnya memperbaiki kesejahteraan ekonomi mereka. Selama proyek berlangsung, warga desa memperoleh keterampilan baru dalam penggunaan teknologi modern, yang membuka peluang usaha baru di bidang pertanian dan agribisnis. Mereka juga belajar tentang pemeliharaan sistem hidroponik dan pengelolaan energi terbarukan melalui panel surya, yang dapat mendukung kemandirian energi dan ketahanan pangan di masa depan.
Tim Hibah MBKM berharap model pertanian berbasis IoT yang diterapkan di Desa Trangsan dapat diadopsi di desa-desa lain, baik di Kabupaten Sukoharjo maupun di wilayah lain. Proyek ini diharapkan memberikan inspirasi bagi pengembangan pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan, efisien, dan berbasis teknologi. Tim Hibah MBKM Kelompok 1035 berencana untuk terus memberikan pendampingan kepada masyarakat Desa Trangsan agar mereka dapat mengoptimalkan sistem yang telah dibangun dan melanjutkan inovasi lebih lanjut. Mereka juga akan mendorong kerjasama dengan pemerintah daerah, lembaga penelitian, dan perusahaan teknologi untuk memperluas dampak proyek ini.
Ke depannya, Tim Hibah MBKM berharap teknologi IoT dapat menjadi solusi luas dalam mendukung sektor pertanian di Indonesia, terutama dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan kebutuhan akan produksi pangan yang lebih efisien. Teknologi ini memberikan harapan baru bagi pertanian Indonesia, mengarah pada pertanian yang lebih cerdas, ramah lingkungan, dan berkelanjutan. “Pertanian berbasis teknologi tidak hanya penting untuk meningkatkan produktivitas, tetapi juga untuk mengurangi ketergantungan pada metode konvensional yang cenderung merusak lingkungan. Kami berharap masyarakat desa dapat terus berkembang dan meningkatkan kualitas hidup mereka,” tutup perwakilan Tim Hibah MBKM Kelompok 1035.
Proyek ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara teknologi dan masyarakat lokal dapat menciptakan perubahan positif yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat dan lingkungan sekitar. Desa Trangsan kini dikenal tidak hanya karena keindahan alamnya, tetapi juga sebagai contoh keberhasilan penerapan teknologi dalam pertanian, membuka jalan menuju masa depan yang lebih cerah.